Ponsel pintar besutan Apple,
iPhone dan Android memang menguasai pasar di dunia. Dari semua sisi,
kedua ponsel itu saling bersaing, mulai dari pengguna, aplikasi hingga
sebaran pemakainya.
Namun dari sisi kantung
pemakai dua ponsel itu, sebuah riset terbaru menunjukkan pengguna
iPhone lebih kaya dibanding pengguna Android.
Melansir Daily Mail,
Senin 7 April 2014, hal itu terlihat dari pemetaan pengguna iPhone dan
Android yang dibuat oleh MapBox, perusahaan pemetaan online dan Gnip,
perusahaan agregasi antarmuka pemrograman aplikasi sosial media.
Peta online itu berdasarkan dari analisa 3 miliar Tweet dari pengguna iPhone maupun Android.
Pada peta itu, pengguna
iPhone terlihat banyak bermukim di kota-kota yang sejahtera di Amerika
Serikat da Inggris, sedangkan pengguna Android menempati kota pinggiran
yang kalah makmurnya. Pada peta jelas ditunjukkan dominasi warna
merah, yang mewakili iPhone dan warna hijau, yang mewakili Android.
Hasilnya, di kota
metropolitan, New York memerah, didominasi pengguna iPhone yang
menguasai wilayah penting Manhattan, sementara pengguna Android berada
di pinggiran kota, kawasan New Jersey.
Tak jauh beda, di San Francisco, juga memerah. Pengguna iPhone mendominasi di wilayah jantung kota.
Pada kota Los Angeles, pola yang ditampilkan tak jauh berbeda. Di
wilayah ini, pengguna iPhone terkonsentrasi wilayah yang makmur yakni
di Baverly Hills.
Sementara di London, tepatnya wilayah penting Central London,
didominasi pengguna iPhone, sedangkan Android masih menempati kota
pinggiran.
Seiring dengan pola peta
tersebut, hal itu juga menegaskan konsumsi aplikasi pengguna iPhone
yang lebih banyak dibanding pengguna Android. Meski secara pasar,
perangkat Android menguasai 80 persen pangsa pasar di beberapa negara.
Pengakuan kelas tinggi iPhone
itu juga disampaikan pembuat aplikasi. Mereka mengaku mendapatkan
pemasukan dua kali lebih banyak dari pengguna iPhone dibanding pengguna
Android.
Berdasarkan angka terakhir,
total lebih dari 50 miliar unduhan dari App Store Apple, sementara
Google Play hanya mencapai 48 miliar unduhan.
"Mobile device
merupakan peta yang mengungkapkan informasi merek ponsel yang tersimpan
saat orang menggunakan aplikasi Twitter," kata MapBox.
Pola penggunaan tiap kota, imbuh MapBox, seringkali merefleksikan stratifikasi ekonomi.
Disebutkan pemetaan 3 miliar Twitter dilakukan sejak September
2011 dengan mengumpulkan data geotagging tiap cuitan. Meta data itu
mengungkapkan pola demografi, budaya dan sosial ke level yang lebih
detail.
Data analisa itu kemudian dipasukan dengan data Gnip yang bisa menampilkan antarmuka yang artistik.
sumber : vivanews
